Myrmecodia pendans adalah nama latin untuk sarang semut. Spesies
Myrmecodia ada 71 spesies namun yang berkhasiat adalah jenis Myrmecodia
pendans dengan ukuran rata-rata berdiameter 25 cm dan tinggi 45 cm.
Sarang semut tumbuh pada pohon inang setinggi 8 m berada di ketinggian
1100-2500 m dari permukaan laut, dan sudah dikenal oleh masyarakat lokal
Asia Tenggara, diKalimantan Tengah tanaman ini terkenal dengan sebutan
anggrek sarang semut atau anggrek tengkorak. Adapun klasifikasi ilmiah
dari tanaman sarang semut adalah sebagai berikut :
1. Kerajaan : plantae
2. (unranked) angiosperma
3. (unranked) : eudicots
4. (unranked) : asterids
5. Urutan : gentianales
6. Keluarga : rubiaceae
7. Genus : myrmecodia
Sarang semut (Myrmecodia pendans) merupakan tumbuhan epifit yang
menggantung atau menempel pada tumbuhan lain yang lebih besar, batangnya
menggelembung dan di dalamnya banyak terdapat ruang atau rongga kecil
yang dihuni semut. Tumbuhan sarang semut banyak dijumpai di Kalimantan,
Sumatra, Papua Nugini, Filipina, Kamboja, Malaysia, Cape York, Kepulauan
Solomon dan Papua (Lok dan Tan, 2009). Di Papua, populasi sarang semut
sangat banyak ditemui di dataran tinggi karena tumbuhan ini menghendaki
ketinggian tempat di atas 600 mdpl untuk berkembang biak (Wikipedia,
2011).
Keunikan sarang semut terletak pada interaksi semut yang bersarang
pada umbi yang terdapat lorong-lorong di dalamnya. Kestabilan suhu di
dalamnya membuat koloni semut betah berlama-lama bersarang di dalam
tanaman ini. Dalam jangka waktu yang lama terjadilah reaksi kimia secara
alami antara senyawa yang dikeluarkan semut dengan zat yang terkandung
di dalam buah sarang semut. Akar sarang semut tidak berfungsi sebagai
penyerap unsur hara, hanya sebagai pengikat terhadap pohon inangnya.
Benalu berbentuk bonggol inilah yang dimanfaatkan untuk diolah menjadi
obat. Efek samping yang negatif dari sarang semut tidak ditemukan,
sebaliknya dapat memperbaiki metabolisme tubuh, melancarkan peredaran
darah sehingga stamina meningkat (Hertiani dkk, 2010)
Sarang semut mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid
dan tannin yang diketahui mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Flavonoid berperan sebagai antibiotik, antivirus untuk virus HIV dan
herpes (Soeksmanto dkk, 2010). Selain itu flavonoid juga dimanfaatkan
untuk mencegah dan mengobati beberapa penyakit seperti asma, katarak,
diabetes, encok/rematik, migrain, wasir, periodontitis dan kanker.
Sarang semut diketahui juga mengandung senyawa antioksidan, vitamin,
mineral dan asam formiat. Antioksidan pada semut berperan dalam
pembentukan koloni dan menjaga tempat telur jauh dari kuman penyakit.
Kegunaan sarang semut yang semakin meluas untuk pencegahan dan
pengobatan beberapa penyakit menyebabkan tumbuhan ini dieksploitasi dari
tempat tumbuhnya di hutan. Akan tetapi eksploitasi ini tidak diiringi
dengan penanaman kembali, sehingga populasi sarang semut semakin
berkurang. Terhitung keberadaannya dikalimantan tengah sudah hampir
memasuki katagori langka disebabka dari eksploitasi dari tempat
tumbuhnya, dan pembabatan hutan secara liar untuk perluasan lahan
produksi membuat tanaman ini akan hilang, dimana masyarakat kaliamnatan
tengah juga masih banyak yang belum mengetahui bahwa tanaman ini tumbuh
dikalimantan. DiPapua sendiri tanaman ini masih banyak tapi apabila
eksploitasi terus-terusan terjadi tanaman ini juga bisa-bisa hanya
tinggal nama.
Catatan : semakin kamu tahu tentang tanaman ini semakin banyak orang yang akan melindunginyadan informasikan kelain.
Pustaka :
Hertiani, T., E. Sasmito, Sumardi dan M. Ulfah. 2010. Preliminary study
on immunomodulatory effect of sarang-semut tubers Myrmecodia tuberose
and Myrmecodia pendens. Online Journal of Biological Sciences
10(3):136-141.
Lok, A.F.S.L. dan H.T.W. Tan. 2009. Tuberous, epiphytic, rubiaceous myrmecophytes of Singapore. Nature in Singapore 2:231-236
Soeksmanto, A., M.A. Subroto, H. Wijaya and P. Simanjuntak. 2010.
Anticancer Activity Test for Extracts of Sarang Semut Plant (Myrmecodya
pendens) to HeLa and MCM-B2 Cells. Pakistan Journal of Biological
Sciences 13(3):148-151.
Wikipedia. 2011. Myrmecodia. http://en.wikipedia.org/wiki/Myrmecodia. tanggal akses 10 November 2011
No comments:
Post a Comment