Tuesday, April 12, 2016

MAKALAH VIROLOGI TUMBUHAN

VIRUS PENYEBAB PENYAKIT KERDIL
PADA TANAMAN LADA (Piper nigrum L)

Disusun oleh :

                                       Anonim










JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2016



DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
…………………………………………………..
iii
PENDAHULUAN
……………………………………………………….
1
LatarBelakang
……………………………………………………
1
Tujuan
……………………………………………………………….
1
RumusanMasalah
…………………………………………………….
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
……………………………………………...
3
PenyakitKerdilpadaTanamanLada
………………………………..
3
KerugianPenyakitKerdil padaTanamanLada
………………………
3
Virus-virus PenyebabPenyakitKerdil padaTanamanLada
………...
4
Cara Virus MenginfeksiTanamanLada
………………………….
5
Strategi Penanggulangan Penyebaran Virus PYMV dan CMV
……..
7
KESIMPULAN
………………………………………..
9
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………..
10

Halaman








 


DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
Virus PYMV yang MenginfeksiDaunTanamanLada..………….…...
4
2
DaunLada yang Terserang Virus PYMV AkibatVectorKutuPutih…
5
3
DaunLadayang TerinfeksiolehVirus CMV ....………………………
5
4
SeranggaVektor Virus PYMV dan CMV ……..………………………
7






















 


PENULARAN PENYAKIT KERDIL PADA TANAMAN LADA
OLEH TIGA JENIS SERANGGA VEKTOR
Latar Belakang
            Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomi tinggi, baik sebagai penyumbang devisa negara maupun kegunaannya. Beberapa permasalahan budidaya tanaman lada yang dihadapi tingginya intensitas serangan hama dan penyakit, belum menggunakan benih unggul dan perawatan tanaman lada belum belum dilakukan secara intensif. Salah satu penyakit penting yang menyerang tanaman lada adalah penyakit kerdil.
          Penyakit kerdil ini disebabkan oleh dua jenis virus,yaitu Piper Yellow Mottle Virus (PYMV) yang ditularkan oleh kutu putih (Planococcus minor dan Ferrisia virgata); dan Cucumo Mosaic Virus (CMV) yang pernah dilaporkan ditularkan oleh Aphis gossypii. Serangga Planococcus sp. dan F. virgata dikenal sebagai kutu putih termasuk dalam famili Pseudococcidae (ordo Homoptera). Kedua kutu ini mudah berkembang biak pada pembibitan tanaman lada. Kehadiran serangga tersebut perlu diwaspadai dan dilakukan langkah untuk menanggulanginya.
Akibat serangan penyakit ini tanaman lada terhambat pertumbuhannya, daun-daun mengecil, buah yang terbentuk sedikit akibatnya produksi-nya menurun. Kerugian akibat serangan penyakit ini belum diketahui, namun serangannya makin meluas. Penyakit ini dianggap sangat membahayakan pertanaman lada di masa yang akan datang (Sitepu dan Mustika, 2000). Penyebaran penyakit kerdil terjadi melalui bahantanaman dan serangga vektor. Bahan tanaman yang berasal dari setek tanaman yang terserang penyakit kerdil akan menghasilkan bibit yang juga terserang penyakit kerdil. Oleh karena itu bahan tanaman haruslah diambil dari tanaman yang sehat.Sampai saat ini belum diketahui adanya varietas ladayang tahan terhadap penyakit ini.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuikemampuan P. minor, F. virgata dan A. gossypii dalam menularkan PYMV dan CMV.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan P. minor, F. virgata dan A. gossypii dalam menularkan PYMV dan CMV.

Rumusan Masalah
1.      Apa gejala tanaman lada yang terserang panyakit kerdil?
2.      Apa saja virus-virus yang menyebabkan penyakit kerdil pada tanaman lada?
3.      Bagaimana cara virus menginfeksi tanaman lada?
4.      Bagaimana cara menanggulangi penyebaran virus-virus yang menyebabkan penyakit kerdil pada tanaman lada ?
5.      Apa saja kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit kerdil pada lada?


PEMBAHASAN
Klasifikasi Tanaman Lada
Menurut Tjitrosoepomo (2007), klasifikasi tanaman lada adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi   : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper nigrum L.
Jenis-Jenis Virus Tanaman Lada
1.      PLANOCOCCUS (Homoptera; Pseudococcidae)

Kutu putih Planococcus umum ditemukan pada tanaman di rumah kaca/persemaian maupun pada pertanaman lada di lapangan. Jenis Planococcus yang berasal dari Bogor telah diidentifikasi dengan nama spesies P. minor, sedang yang berasal dari daerah-daerah lain (Bangka, Sukamulya/Sukabumi, dan Lampung) sedang dalam proses identifikasi.
Planococcus sp. adalah kutu putih yang berbentuk oval, dewasa betina berukuran 1 - 2 mm, berwarna putih dan disekeliling tubuhnya terdapat 14 – 18 pasang lilin seperti duri (Gambar 1a). Nimfa instar pertama aktif bergerak berukuran kira-kira 0,5 mm, setelah mengisap serangga cendrung menetap. Kutu dewasa jantan mempunyai sayap. Planococcus sp. terdiri dari empat instar. Siklus hidup pada umbi kentang di laboratorium berlangsung selama 44 - 46 hari. Pada tanaman lada, Planococcus mengisap bunga, buah, ruas, daun muda dan ketiak dan seludang daun. Serangga yang berasal dari tanaman lada mudah berkembangbiak pada umbi kentang. Serangan kutu ini umumnya banyak ditemukan menyerang tanaman lada setelah musim hujan. Pada musim kemarau, serangga ini jarang ditemukan di atas permukaan tanah, tetapi ditemukan pada bagian tanaman yang dekat dengan permukaan tanah dan sering ditemukan pada lada perdu. Bahkan tanaman pada tanaman lada dengan tiang panjang di Lampung, serangga ini ditemukan pada pangkal batang dan akar. Disamping itu serangga ini juga ditemukan pada akar lekat tanaman lada. Di India juga demikian, koloni Planococcus sp. ditemukan pada akar tanaman lada.
2.      VIRGATA (Homoptera; Pseudococcidae)

F. virgata adalah kutu putih yang terdapat di daerah tropis dan bersifat polifag (mempunyai inang yang banyak). Di Indonesia, inang utama dari serangga ini adalah lamtoro. Tanaman inang lainnya adalah kopi, coklat dan kakao (Kashoven 1981) dan ubi jalar, ketela pohon, jeruk, jambu biji (Schreiner 2000). Serangga ini menyerang daun muda maupun tua, batang, cabang dan tunas tanaman lada. Kutu ini menyukai bagian batang, sehingga batang dan cabang dari bibit lada dipenuhi oleh kutu ini yang mempunyai lilin putih. Pada populasi yang tinggi dimana kutu menutupi batang dan ranting, daun-daun atas dapat rontok. Sedangkan pada populasi rendah tidak memperlihatkan gejala pada tanaman lada. Pada musim kemarau kutu ini sulit ditemukan pada bagian tanaman sebelah atas, tetapi biasanya ditemukan pada daun atau ranting yang dekat dengan permukaan tanah.
3.      A. GOSSYPII

Serangga ini bersifat kosmopolitan dan polifag. Tanaman inangnya banyak dari tanaman yang dibudidayakan maupun gulma, diantaranya tapak dara dan kapolaga. Serangga ini berwarna hijau sampai hitam atau kuning kecoklatan (Kalshoven 1981), berukuran 1 – 2 mm (Gambar 1c). Siklus hidup serangga ini berlangsung selama kurang lebih satu minggu. Berbeda dengan kutu putih, serangan aphid ini menimbulkan gejala antara lain daun-daun muda akan mengkerut, sehingga daun tidak berkembang dengan sempurna. A. gossypii ini berperan sebagai serangga dari kita-kira 44 penyakit yang disebabkan oleh virus ( Hill 1983).

Peranan Serangga Vektor Dalam Menularkan Penyakit Kerdil

Kutu putih F. virgata dan Planococcus telah diketahui peranannya sebagai serangga vektor penyakit kerdil pada tanaman lada baik di Indonesia maupun di negara Asia Tenggara lainnya. Kedua serangga tersebut berperan sebagai serangga vektor PYMV pada tanaman lada, sedangkan A. gossypii berperan dalam menularkan CMV (Eng, 2000). Walaupun di luar negeri telah diketahui peranan A. gossypii sebagai vektor CMV pada tanaman lada, tetapi di Indonesia peranannya sebagai vektor pada tanaman lada masih dalam penelitian.
Strategi Penanggulangan Serangga Vektor

Pengendalian penyakit yang disebabkan oleh virus sangat sulit. Oleh karena itu yang dapat dilakukan adalah melakukan tindakan pencegahan. Untuk menghindari penyebaran penyakit menghendaki keberhasilan penunggalan serangga vektor yang amat tinggi sejak pembibitan sampai di lapang. Persemaian harus bebas dari kutu putih dan aphid dan apabila telah terlihat ada tanaman yang terserang penyakit kerdil di lapang, maka perlu dilakukan pengendalian serangga vektor (Eng 2002). Disamping itu penyebaran penyakit dapat dicegah apabila dilakukan penyemprotan secara teratur dan secara bersama-sama dan hamparan yang cukup luas. Karena apabila penanggulangan hanya padasatu atau dua kebun saja, sementara tanaman lain disekelilingnya tidak, maka masih memungkinkan untuk terjadinya penularan. Sampai saat ini belum diketahui adanya tanaman lada yang resisten atau toleran terhadap serangan kutu putih. Penyakit kerdil dapat semua jenis lada yang dibudidayakan. Pengendalian secara biologis kurang memungkinkan karena untuk pengendalian serangga vektor menghendaki penekanan serangga vektor yang cukup tinggi. Pengendalian serangga vektor penyakit kerdil yang pernah dilakukan adalah dengan menggunakan insek-tisida sintetik dan nabati.
Insektisida sintetik. Insektisida sintetik untuk mengendalikan kutu putih terutama Planococcus akan lebih baik menggunakan insektisida sintetik, karena ini seringkali serangga ini tersembunyi pada bagian tanaman sehingga tidak terkena dengan insektisida kontak. Insektisida yang telah digunakan antara lain karbo-sulfan. Duarte (2000) mengemukakan insektisida dimetoat, malation, metil paration, diazinon untuk pengendalian serangga vektor penyakit kerdil.


KESIMPULAN
Penyakit kerdil pada tanaman lada ditularkan oleh serangga dari jenis kutu putih, F. virgata dan Planococcus sp., dan sejenis aphid, Aphis gossypii. Kutu putih mudah berkembangbiak di persemaian maupun lapangan. Untuk mencegah penyebaran penyakit perlu dilakukan pengendalian serangga vektor sejak di pembibitan sampai di lapangan dengan menggunakan insektisida nabati atau sintetis. Pengendalian vektor di lapangan hendaknya dilakukan secara bersama-sama pada hamparan yang luas.
DAFTAR PUSTAKA
Eng, L., 2002. Viral disease and root-knot nematode problems of black pepper (Piper nigrum L.) in Sarawak, Malaysia. Symposiumon pests and diseases on pepper, 24th September 2002. Annex Ss-07. p. 1 - 8.
Hill, D.S., 1983. Agricultural insect pests of the tropics and their control. Cambridge University Press. 746pp.
Kalshoven, L.G.E., 1981. The pests of crops in Indonesia. Revised and translated by P.A. Van Der Laan and G.H.L. Rothschild. PT Ichtiar Baru-Van Hoeven, Jakarta. 701pp.
Sitepu, D. dan I. Mustika, 2000. Diseases of black pepper and their management in Indonesia. In: Black pepper Piper nigrum. Ed. P.N. avindran. Hardwood Academic Publishers. P. 297 – 308.

Schreiner, I., 2000. Striped mealybug (Ferrisia virgata (Cockerell)). ADAP 200-18. Reissued August 2000.

No comments:

Post a Comment