MAKALAH
VIROLOGI TUMBUHAN
VIRUS
PENYEBAB PENYAKIT KERDIL
PADA
TANAMAN LADA (Piper nigrum L)
Disusun
oleh :
Anonim
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS
BANGKA BELITUNG
2016
DAFTAR
ISI
DAFTAR GAMBAR
|
…………………………………………………..
|
iii
|
||||||||||
PENDAHULUAN
|
……………………………………………………….
|
1
|
||||||||||
LatarBelakang
|
……………………………………………………
|
1
|
||||||||||
Tujuan
|
……………………………………………………………….
|
1
|
||||||||||
RumusanMasalah
|
…………………………………………………….
|
2
|
||||||||||
HASIL DAN PEMBAHASAN
|
……………………………………………...
|
3
|
||||||||||
PenyakitKerdilpadaTanamanLada
|
………………………………..
|
3
|
||||||||||
KerugianPenyakitKerdil padaTanamanLada
|
………………………
|
3
|
||||||||||
Virus-virus PenyebabPenyakitKerdil padaTanamanLada
|
………...
|
4
|
||||||||||
Cara Virus MenginfeksiTanamanLada
|
………………………….
|
5
|
||||||||||
Strategi
Penanggulangan Penyebaran Virus PYMV dan CMV
|
……..
|
7
|
||||||||||
KESIMPULAN
|
………………………………………..
|
9
|
||||||||||
DAFTAR PUSTAKA
|
…………………………………………………..
|
10
|
||||||||||
Halaman
DAFTAR
GAMBAR
Halaman
1
|
Virus PYMV yang MenginfeksiDaunTanamanLada..………….…...
|
4
|
2
|
DaunLada yang Terserang Virus PYMV AkibatVectorKutuPutih…
|
5
|
3
|
DaunLadayang TerinfeksiolehVirus CMV ....………………………
|
5
|
4
|
SeranggaVektor
Virus PYMV dan CMV ……..………………………
|
7
|
|
|
|
|
|
|
PENULARAN PENYAKIT KERDIL PADA TANAMAN
LADA
OLEH
TIGA JENIS SERANGGA VEKTOR
Latar
Belakang
Tanaman lada (Piper nigrum L)
merupakan tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomi tinggi, baik sebagai
penyumbang devisa negara maupun kegunaannya. Beberapa permasalahan budidaya
tanaman lada yang dihadapi tingginya intensitas serangan hama dan penyakit,
belum menggunakan benih unggul dan perawatan tanaman lada belum belum dilakukan
secara intensif. Salah satu penyakit penting yang menyerang tanaman lada adalah
penyakit kerdil.
Penyakit
kerdil ini disebabkan oleh dua jenis virus,yaitu Piper Yellow Mottle Virus
(PYMV) yang ditularkan oleh kutu putih (Planococcus minor dan Ferrisia
virgata); dan Cucumo Mosaic Virus (CMV) yang pernah dilaporkan ditularkan
oleh Aphis gossypii. Serangga Planococcus sp. dan F. virgata dikenal
sebagai kutu putih termasuk dalam famili Pseudococcidae (ordo Homoptera). Kedua
kutu ini mudah berkembang biak pada pembibitan tanaman lada. Kehadiran serangga
tersebut perlu diwaspadai dan dilakukan langkah untuk menanggulanginya.
Akibat serangan penyakit ini tanaman lada terhambat
pertumbuhannya, daun-daun mengecil, buah yang terbentuk sedikit akibatnya
produksi-nya menurun. Kerugian akibat serangan penyakit ini belum diketahui,
namun serangannya makin meluas. Penyakit ini dianggap sangat membahayakan
pertanaman lada di masa yang akan datang (Sitepu dan Mustika, 2000). Penyebaran
penyakit kerdil terjadi melalui bahantanaman dan serangga vektor. Bahan tanaman
yang berasal dari setek tanaman yang terserang penyakit kerdil akan menghasilkan
bibit yang juga terserang penyakit kerdil. Oleh karena itu bahan tanaman
haruslah diambil dari tanaman yang sehat.Sampai saat ini belum diketahui adanya
varietas ladayang tahan terhadap penyakit ini.Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahuikemampuan P. minor, F. virgata dan A.
gossypii dalam menularkan PYMV dan CMV.
Tujuan
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan P. minor, F. virgata
dan A. gossypii dalam menularkan PYMV dan CMV.
Rumusan Masalah
1. Apa
gejala tanaman lada yang terserang panyakit kerdil?
2. Apa
saja virus-virus yang menyebabkan penyakit kerdil pada tanaman lada?
3. Bagaimana
cara virus menginfeksi tanaman lada?
4. Bagaimana
cara menanggulangi penyebaran virus-virus yang menyebabkan penyakit kerdil pada
tanaman lada ?
5. Apa
saja kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit kerdil pada lada?
PEMBAHASAN
Klasifikasi
Tanaman Lada
Menurut Tjitrosoepomo (2007), klasifikasi tanaman lada adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper nigrum
L.
Jenis-Jenis Virus Tanaman Lada
1. PLANOCOCCUS (Homoptera;
Pseudococcidae)
Kutu putih Planococcus umum
ditemukan pada tanaman di rumah kaca/persemaian maupun pada pertanaman lada di
lapangan. Jenis Planococcus yang berasal dari Bogor telah diidentifikasi
dengan nama spesies P. minor, sedang yang berasal dari daerah-daerah
lain (Bangka, Sukamulya/Sukabumi, dan Lampung) sedang dalam proses
identifikasi.
Planococcus sp. adalah kutu putih yang
berbentuk oval, dewasa betina berukuran 1 - 2 mm, berwarna putih dan
disekeliling tubuhnya terdapat 14 – 18 pasang lilin seperti duri (Gambar 1a).
Nimfa instar pertama aktif bergerak berukuran kira-kira 0,5 mm, setelah
mengisap serangga cendrung menetap. Kutu dewasa jantan mempunyai sayap. Planococcus
sp. terdiri dari empat instar. Siklus hidup pada umbi kentang di
laboratorium berlangsung selama 44 - 46 hari. Pada tanaman lada, Planococcus
mengisap bunga, buah, ruas, daun muda dan ketiak dan seludang daun.
Serangga yang berasal dari tanaman lada mudah berkembangbiak pada umbi kentang.
Serangan kutu ini umumnya banyak ditemukan menyerang tanaman lada setelah musim
hujan. Pada musim kemarau, serangga ini jarang ditemukan di atas permukaan
tanah, tetapi ditemukan pada bagian tanaman yang dekat dengan permukaan tanah
dan sering ditemukan pada lada perdu. Bahkan tanaman pada tanaman lada dengan
tiang panjang di Lampung, serangga ini ditemukan pada pangkal batang dan akar.
Disamping itu serangga ini juga ditemukan pada akar lekat tanaman lada. Di
India juga demikian, koloni Planococcus sp. ditemukan pada akar tanaman
lada.
2. VIRGATA (Homoptera;
Pseudococcidae)
F.
virgata adalah kutu putih yang terdapat di daerah tropis dan bersifat
polifag (mempunyai inang yang banyak). Di Indonesia, inang utama dari serangga
ini adalah lamtoro. Tanaman inang lainnya adalah kopi, coklat dan kakao (Kashoven
1981) dan ubi jalar, ketela pohon, jeruk, jambu biji (Schreiner 2000). Serangga
ini menyerang daun muda maupun tua, batang, cabang dan tunas tanaman lada. Kutu
ini menyukai bagian batang, sehingga batang dan cabang dari bibit lada dipenuhi
oleh kutu ini yang mempunyai lilin putih. Pada populasi yang tinggi dimana kutu
menutupi batang dan ranting, daun-daun atas dapat rontok. Sedangkan pada
populasi rendah tidak memperlihatkan gejala pada tanaman lada. Pada musim
kemarau kutu ini sulit ditemukan pada bagian tanaman sebelah atas, tetapi
biasanya ditemukan pada daun atau ranting yang dekat dengan permukaan tanah.
3. A. GOSSYPII
Serangga ini bersifat kosmopolitan dan
polifag. Tanaman inangnya banyak dari tanaman yang dibudidayakan maupun gulma,
diantaranya tapak dara dan kapolaga. Serangga ini berwarna hijau sampai hitam
atau kuning kecoklatan (Kalshoven 1981), berukuran 1 – 2 mm (Gambar 1c). Siklus
hidup serangga ini berlangsung selama kurang lebih satu minggu. Berbeda
dengan kutu putih, serangan aphid ini menimbulkan gejala antara lain daun-daun
muda akan mengkerut, sehingga daun tidak berkembang dengan sempurna. A.
gossypii ini berperan sebagai serangga dari kita-kira 44 penyakit yang
disebabkan oleh virus ( Hill 1983).
Peranan
Serangga Vektor Dalam Menularkan Penyakit Kerdil
Kutu putih F. virgata dan Planococcus
telah diketahui peranannya sebagai serangga vektor penyakit kerdil pada
tanaman lada baik di Indonesia maupun di negara Asia Tenggara lainnya. Kedua
serangga tersebut berperan sebagai serangga vektor PYMV pada tanaman lada,
sedangkan A. gossypii berperan dalam menularkan CMV (Eng, 2000).
Walaupun di luar negeri telah diketahui peranan A. gossypii sebagai
vektor CMV pada tanaman lada, tetapi di Indonesia peranannya sebagai vektor
pada tanaman lada masih dalam penelitian.
Strategi
Penanggulangan Serangga Vektor
Pengendalian
penyakit yang disebabkan oleh virus sangat sulit. Oleh karena itu yang dapat
dilakukan adalah melakukan tindakan pencegahan. Untuk menghindari penyebaran
penyakit menghendaki keberhasilan penunggalan serangga vektor yang amat tinggi
sejak pembibitan sampai di lapang. Persemaian harus bebas dari kutu putih dan
aphid dan apabila telah terlihat ada tanaman yang terserang penyakit kerdil di
lapang, maka perlu dilakukan pengendalian serangga vektor (Eng 2002). Disamping
itu penyebaran penyakit dapat dicegah apabila dilakukan penyemprotan secara
teratur dan secara bersama-sama dan hamparan yang cukup luas. Karena apabila
penanggulangan hanya padasatu
atau dua kebun saja, sementara tanaman lain disekelilingnya tidak, maka masih
memungkinkan untuk terjadinya penularan. Sampai saat ini belum diketahui adanya
tanaman lada yang resisten atau toleran terhadap serangan kutu putih. Penyakit
kerdil dapat semua jenis lada yang dibudidayakan. Pengendalian secara biologis
kurang memungkinkan karena untuk pengendalian serangga vektor menghendaki
penekanan serangga vektor yang cukup tinggi. Pengendalian serangga vektor
penyakit kerdil yang pernah dilakukan adalah dengan menggunakan insek-tisida
sintetik dan nabati.
Insektisida sintetik. Insektisida
sintetik untuk mengendalikan kutu putih terutama Planococcus akan lebih
baik menggunakan insektisida sintetik, karena ini seringkali serangga ini
tersembunyi pada bagian tanaman sehingga tidak terkena dengan insektisida
kontak. Insektisida yang telah digunakan antara lain karbo-sulfan. Duarte
(2000) mengemukakan insektisida dimetoat, malation, metil paration, diazinon
untuk pengendalian serangga vektor penyakit kerdil.
KESIMPULAN
Penyakit
kerdil pada tanaman lada ditularkan oleh serangga dari jenis kutu putih, F.
virgata dan Planococcus sp., dan sejenis aphid, Aphis gossypii.
Kutu putih mudah berkembangbiak di persemaian maupun lapangan. Untuk mencegah
penyebaran penyakit perlu dilakukan pengendalian serangga vektor sejak di
pembibitan sampai di lapangan dengan menggunakan insektisida nabati atau
sintetis. Pengendalian vektor di lapangan hendaknya dilakukan secara
bersama-sama pada hamparan yang luas.
DAFTAR PUSTAKA
Eng,
L., 2002. Viral disease and root-knot nematode problems of black pepper (Piper
nigrum L.) in Sarawak, Malaysia. Symposiumon pests and diseases on pepper,
24th September 2002. Annex Ss-07. p. 1 - 8.
Hill, D.S., 1983. Agricultural insect pests of the
tropics and their control. Cambridge University Press. 746pp.
Kalshoven, L.G.E., 1981. The pests of crops in
Indonesia. Revised and translated by P.A. Van Der Laan and G.H.L. Rothschild.
PT Ichtiar Baru-Van Hoeven, Jakarta. 701pp.
Sitepu, D. dan I. Mustika, 2000. Diseases of black
pepper and their management in Indonesia. In: Black pepper Piper nigrum.
Ed. P.N. avindran. Hardwood Academic Publishers. P. 297 – 308.
Schreiner, I., 2000. Striped mealybug (Ferrisia
virgata (Cockerell)). ADAP 200-18. Reissued August 2000.
No comments:
Post a Comment